Power supply inverter untuk Audio Power
Amplifier
Telah kita ketahui bahwa power supply saat sekarang ini berbagai macam dan rupa, dengan tujuan utama ialah meningkatkan effisiensi daya listrik, kemampuan besar dengan bentuk fisik yang kecil, stabil dan handal juga dengan tidak kalah tentang prioritas utama yaitu biaya murah, murah bukan berarti murahan lhooo....
Power supply model klasik yang menggunakan trafo biasa sudah dianggap usang, kini bermunculan berbagai macam power supply selain dengan trafo biasa, misalnya : power supply AC Matic, power supply Inverter dansebagainya.
Kini kita mempelajari sambil belajar, mengamati sambil berfikir, untuk mencari jenis power supply yang murah, kecil, daya besar, efisiensi tinggi, mudah dibuat. Mungkin power supply jenis Inverter yang memiliki klasifikasi semacam itu. Kita sudah tahu bahwa, Inverter prinsip kerjanya, mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Lalu disearahkan lagi menjadi tegangan DC kembali, namun dengan level tegangan yang berbeda. Prinsip kerja keseluruhan sistim sebenarnya bukan hanya mengubah tegangan DC menjadi AC namun juga mengubah tegangan AC menjadi DC kembali, sehingga di peroleh nama baru yaitu Inverter DC ke DC, atau ada yang menyebut dengan istilah Converter (pengubah suatu besaran menjadi besaran lain yang berbeda)
Saat sekarang pemakaian Power Amplifier untuk Audio (Soundsystem) boleh dikatakan sudah dalam taraf kilowatt, ada yang mencapai 10 kilowatt, dan tidak disangkal lagi sudah mencapai tingkat ratusan kilowatt. Jika keadaannya demikian apakah tidak ada jalan lain sumber tenaga yang dibilang praktis? Bayangkan saja setiap 1 watt daya listrik diperlukan trafo seberat kurang lebih 20gram. Daya 100 Watt sekitar 2 kg trafo, jika daya 1kilowat dibutuhkan trafo seberat 20kg, jika daya sebesar 10KW sekitar 200kg alias 2 kwintal, untuk yang lebih besar lagi fikir sajalah .ini dikarenakan mempergunakan trafo dengan frekwensi 50 Hz - 60Hz.
Bekerjanya inverter yang saya paparkan disini bukan dengan frekwensi 50 atau 60 Hz, namun bekerjanya mempergunakan frekwensi yang jauh lebih tinggi, yaitu sekitar frekwensi 30.000 Hz. Kalau dibanding dengan frekwensi model klasik antara 500 sampai 600 kali lebih tinggi, dengan menaikan frekwensi setinggi itu ada banyak perubahannya diantaranya : Jika frekwensi semakin dinaikan jumlah lilitan semakin sedikit, bentuk fisik trafo semakin kecil dengan tarif daya yang tetap. Bandingkan saja jika menggunakan trafo klasik untuk menghasilakn daya sebesar 1 KW berat sekitar 20 kg, dengan trafo inverter dg frekwensi 30 Khz beratnya kurang dari 1 Ons, perbedaan yang fantastik, atau spektakuler, atau bahasa canggihnya mencolok.
Saya menggunakan bahasa yang mudah difahami agar tidak terjadi salah faham, sebab pemahaman yang salah dapat timbul permasalahan, begitulah. Kita memikirkannya jangan yang besar dulu, dari yang kecil dan juga sederhana, mudah dianalisa, nah inilah contoh power supply dengan inverter dengan tarif daya 100Watt, atau inverter DC ke DC berdaya 100 Watt, namun inverter disini bukan mengubah tegangan DC Aki 12V ke 30VCt , namun mengubah tegangan DC 300V ke DC 30VCt. Sebab pemakaian inverter disini untuk power amplifier, yang umum dipakai dimasyarakat kita, yang menggunakan tegangan listrik PLN 220VAC, mengapa kita membuatnya dari DC300V ke DC30V bukan dari 220VDC ke 30VDC? Tegangan listrik PLN sebesar 220VAC memiliki tegangan puncak sebesar 220 dikalikan akar 2 sama dengan 300V, makanya kita buat inverter dari 300VDC ke 30VDCCt.
Lihat skema inverter sederhana 100 Watt yang bekerja mengkonversi tegangan 300VDC ke 30VDC ct dibawah ini.
Telah kita ketahui bahwa power supply saat sekarang ini berbagai macam dan rupa, dengan tujuan utama ialah meningkatkan effisiensi daya listrik, kemampuan besar dengan bentuk fisik yang kecil, stabil dan handal juga dengan tidak kalah tentang prioritas utama yaitu biaya murah, murah bukan berarti murahan lhooo....
Power supply model klasik yang menggunakan trafo biasa sudah dianggap usang, kini bermunculan berbagai macam power supply selain dengan trafo biasa, misalnya : power supply AC Matic, power supply Inverter dansebagainya.
Kini kita mempelajari sambil belajar, mengamati sambil berfikir, untuk mencari jenis power supply yang murah, kecil, daya besar, efisiensi tinggi, mudah dibuat. Mungkin power supply jenis Inverter yang memiliki klasifikasi semacam itu. Kita sudah tahu bahwa, Inverter prinsip kerjanya, mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Lalu disearahkan lagi menjadi tegangan DC kembali, namun dengan level tegangan yang berbeda. Prinsip kerja keseluruhan sistim sebenarnya bukan hanya mengubah tegangan DC menjadi AC namun juga mengubah tegangan AC menjadi DC kembali, sehingga di peroleh nama baru yaitu Inverter DC ke DC, atau ada yang menyebut dengan istilah Converter (pengubah suatu besaran menjadi besaran lain yang berbeda)
Saat sekarang pemakaian Power Amplifier untuk Audio (Soundsystem) boleh dikatakan sudah dalam taraf kilowatt, ada yang mencapai 10 kilowatt, dan tidak disangkal lagi sudah mencapai tingkat ratusan kilowatt. Jika keadaannya demikian apakah tidak ada jalan lain sumber tenaga yang dibilang praktis? Bayangkan saja setiap 1 watt daya listrik diperlukan trafo seberat kurang lebih 20gram. Daya 100 Watt sekitar 2 kg trafo, jika daya 1kilowat dibutuhkan trafo seberat 20kg, jika daya sebesar 10KW sekitar 200kg alias 2 kwintal, untuk yang lebih besar lagi fikir sajalah .ini dikarenakan mempergunakan trafo dengan frekwensi 50 Hz - 60Hz.
Bekerjanya inverter yang saya paparkan disini bukan dengan frekwensi 50 atau 60 Hz, namun bekerjanya mempergunakan frekwensi yang jauh lebih tinggi, yaitu sekitar frekwensi 30.000 Hz. Kalau dibanding dengan frekwensi model klasik antara 500 sampai 600 kali lebih tinggi, dengan menaikan frekwensi setinggi itu ada banyak perubahannya diantaranya : Jika frekwensi semakin dinaikan jumlah lilitan semakin sedikit, bentuk fisik trafo semakin kecil dengan tarif daya yang tetap. Bandingkan saja jika menggunakan trafo klasik untuk menghasilakn daya sebesar 1 KW berat sekitar 20 kg, dengan trafo inverter dg frekwensi 30 Khz beratnya kurang dari 1 Ons, perbedaan yang fantastik, atau spektakuler, atau bahasa canggihnya mencolok.
Saya menggunakan bahasa yang mudah difahami agar tidak terjadi salah faham, sebab pemahaman yang salah dapat timbul permasalahan, begitulah. Kita memikirkannya jangan yang besar dulu, dari yang kecil dan juga sederhana, mudah dianalisa, nah inilah contoh power supply dengan inverter dengan tarif daya 100Watt, atau inverter DC ke DC berdaya 100 Watt, namun inverter disini bukan mengubah tegangan DC Aki 12V ke 30VCt , namun mengubah tegangan DC 300V ke DC 30VCt. Sebab pemakaian inverter disini untuk power amplifier, yang umum dipakai dimasyarakat kita, yang menggunakan tegangan listrik PLN 220VAC, mengapa kita membuatnya dari DC300V ke DC30V bukan dari 220VDC ke 30VDC? Tegangan listrik PLN sebesar 220VAC memiliki tegangan puncak sebesar 220 dikalikan akar 2 sama dengan 300V, makanya kita buat inverter dari 300VDC ke 30VDCCt.
Lihat skema inverter sederhana 100 Watt yang bekerja mengkonversi tegangan 300VDC ke 30VDC ct dibawah ini.
Istilah amplifier boleh dikatakan sudah
memasyarakat di semua lapisan masyarakat, dari abang becak sampai kaum
eksekutive. Begitu telah membuminya amplifier sehingga banyak orang menyebut
amplifier dengan kata yang lebih simpel, "ampli".
Secara teknis amplifier digunakan pada hampir semua peralatanelektronik dari mulai radio sampai satelit. Dalam hubungannya dengan sound system, amplifier adalah alat penguat signal audioseperti kaset, VCD, tape dsb. Sekarang banyak tersedia sound systemdengan tata yang berkualitas.
Power output atau tenaga keluaran suatu amplifier bervariasi mulai dari 10 Watt sampai ribuan Watt. Untuk hiburan di rumah power output 20 Watt sudah cukup memadai, tetapi untuk penggunaan di lapangan terbuka dibutuhkan power output yang lebih besar sesuaimedan cakupan. Untuk public address 100 Watt sudah cukup, tetapi untuk konser musik barangkali 5000 Watt masih dianggap kurang meledak atau membahana. Terlepas dari masalah power output, amplifier yang baik harus mampu merespon frekuensi audio dari 0 - 20.000 Hz. Yah sekarang kita bisa melakukan sewa sound system yang bagus untuk sebuah acara musik. Minimal dengan sewa soundsystem yang bagus tersebut, akan membuat alunan musik menjadi lebih jernih
Secara teknis amplifier digunakan pada hampir semua peralatanelektronik dari mulai radio sampai satelit. Dalam hubungannya dengan sound system, amplifier adalah alat penguat signal audioseperti kaset, VCD, tape dsb. Sekarang banyak tersedia sound systemdengan tata yang berkualitas.
Power output atau tenaga keluaran suatu amplifier bervariasi mulai dari 10 Watt sampai ribuan Watt. Untuk hiburan di rumah power output 20 Watt sudah cukup memadai, tetapi untuk penggunaan di lapangan terbuka dibutuhkan power output yang lebih besar sesuaimedan cakupan. Untuk public address 100 Watt sudah cukup, tetapi untuk konser musik barangkali 5000 Watt masih dianggap kurang meledak atau membahana. Terlepas dari masalah power output, amplifier yang baik harus mampu merespon frekuensi audio dari 0 - 20.000 Hz. Yah sekarang kita bisa melakukan sewa sound system yang bagus untuk sebuah acara musik. Minimal dengan sewa soundsystem yang bagus tersebut, akan membuat alunan musik menjadi lebih jernih
Salah satu output untuk audio amplifier adalah
speaker, karena itu disini dibahas mengenai speaker
Jenis Jenis Speaker
Speaker adalah komponen elektronika yang
terdiri dari kumparan, membran dan magnet sebagai bagian yang saling terkait.
Tanpa adanya membran, sebuah speaker tidak akan mengeluarkan suara, demikian
sebaliknya. Bagian-bagian speaker tersebut saling terkait dan saling melengkapi
satu sama lain.
Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara. Proses pengubahan gelombang listrik / elektromagnet menjadi gelombang suara terjadi karena adanya aliran listrik arus AC audio dari penguat audio kedalam kumparan yang menghasilkan gaya magnet sehingga akan menggerakkan membran, Kuat lemahnya arus listrik yang diterima, akan mempengaruhi getaran pada membran, bergetarnya membran ini menghasilkan gelombang bunyi yang dapat kita dengar.
Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara. Proses pengubahan gelombang listrik / elektromagnet menjadi gelombang suara terjadi karena adanya aliran listrik arus AC audio dari penguat audio kedalam kumparan yang menghasilkan gaya magnet sehingga akan menggerakkan membran, Kuat lemahnya arus listrik yang diterima, akan mempengaruhi getaran pada membran, bergetarnya membran ini menghasilkan gelombang bunyi yang dapat kita dengar.
Empat Bagian Speaker beserta fungsinya yang utama adalah :
1.
Conus (sekat rongga). Fungsinya menghasilkan gelombang tekanan
akibat gerakan udara di sekitarnya yang disebabkan oleh gerakan kumparan.
Gelombang inilah yang kita dengar sebagai bunyi.
2.
Membran. Fungsinya menerima induksi dari magnet sehingga
menghasilkan suara sebagai akibat dari getarannya.
3.
Magnet. Fungsinya untuk menginduksi membran dan menghasilkan
medan magnet.
4.
Kumparan. Fungsinya untuk mengalirkan energi gerak
kepada conus. Perubahan medan magnet di dalam speaker akan menyebabkan kumparan
bergerak sebagai akibat interaksi dengan medan konstan magnet.
Bahan penyusun speaker sebagian besar adalah logam sebagai
casingnya namun conus sebagai salah satu bagian speaker dapat terbuat dari
beberapa macam bahan, kertas (presspaper dan non press paper), plastik
(plypropylene, mica, polycarbonate), logam (titanium, tembaga, berrylium), dan
composite (bahan campuran, contohnya carbon fiber, honeycomb dan optical
fiber Kevlar).
Rentang frekuensi suara yang mampu dihasilkan sistem speaker
adalah diantara 20 Hz – 20 Khz dan itu adalah sesuai dengan rentang fekuensi
pada pendengaran manusia. Berdasarkan rentang frekuensi itulah, speaker terbagi
lagi dalam beberapa jenis.
Jenis-jenis
speaker :
1. Midrange
adalah speaker yang umumnya berukuran sekitar 3-4 inci yang
memiliki cakupan frekuensi 350-4500Hz. Midrange ini biasanya diikutsertakan
pada 1 set sistem 3 way car audio. Tugasnya untuk membantu
menyempurnakan high frekuensi atau mengakomodasi vokal yang terdengar agar
lebih fokus dan jelas.
2. Tweeter
adalah speaker yang biasanya berukuran kecil 0,5 inci, paling
besarpun berukuran 4 inci, tergantung merk dan kemampuan cakupan frekuensinya.
Fungsi tweeter adalah untuk mereproduksi frekuensi tinggi yang cakupannya pada
rentang 3500 Hz hingga 20 Khz. Contoh suara frekuensi tinggi ini antara lain
adalah seperti suara vokal, cymbal drum dan suara dentingan
alat musik lainnya. Tweeter pun juga ada yang dikenal dengan sebutan super
tweeter / ribbon tweeter. Jenis ini memiliki bentuk yang berbeda dari tweeter
biasa, biasanya persegi panjang dibentuk plat tipis dan mampu menghasilkan
suara high frekuensi yang tidak dapat dijangkau oleh tweeter biasa, yaitu pada
rentang 5 – 23 Khz.
3. Subwoofer / woofer
Fungsi speaker yang satu ini adalah untuk menghantarkan suara
berfrekuensi rendah atau suara bass. Untuk woofer dibatasi pada rentang
frekuensi 100 Hz atau dibawahnya, namun woofer yang mampu menyemburkan suara
pada rentang frekuensi 40 Hz dan dibawahnya bisa disebut sebagai sebuah subwoofer.
Pada umumnya subwoofer memiliki ukuran 12, 15, 18 inci sedangkan woofer sekitar
8-10 inci.
4. Midbass
adalah jenis speaker yang juga biasa disebut midwoofer,
fungsinya untuk menghasilkan suara berfrekuensi dengan rentang 80-350 Hz. Suara
yang dihasilkan midbass lebih didominasi pada suara rendah. Biasanya midbass
memiliki diameter 5-7 inci.
5. Fullrange : jenis speaker yang mampu mereproduksi sinyal
audio pada semua range gelombang frekuensi audio.
6. Horn : jenis speaker yang diproduksi khusus untuk
mereproduksi sinyal audio pada range gelombang frekuensi vokal manusia.
|
Twitter, Midrange, dan Woofer
|
Jenis speaker berdasarkan desain/bentuk :
1. Speaker Dual Cone
Desain speaker terdiri dari 2 buah cone ( konus ).
1. Speaker Dual Cone
Desain speaker terdiri dari 2 buah cone ( konus ).
2. Speaker Coaxcial (Terpusat)
Desain Speaker terdiri dari woofer, midrange dan tweeter dalam satu poros dan berdekatan. Peranti ini sengaja di desain menghasilkan frekuensi lebih rata. ( contoh speaker : 2 Way, Speaker 3 Way, Speaker 4 Way).
Desain Speaker terdiri dari woofer, midrange dan tweeter dalam satu poros dan berdekatan. Peranti ini sengaja di desain menghasilkan frekuensi lebih rata. ( contoh speaker : 2 Way, Speaker 3 Way, Speaker 4 Way).
3. Speaker Split (Terpisah)
Jenis speaker ini adalah jenis terpisah. Woofer, Midrange dan tweeter terpisah. Speker ini dilengkapi dengan crossover yang tujuannya untuk membagi frekuensi suara (nada frekwensi rendah. menengah dan tinggi) :
a. Speaker 2 Way Terdiri
dari Woofer, Tweeter dan Crossover.
b. Speaker 3 Way Terdiri dari Woofer, Midrange, Tweeter dan Crossover
b. Speaker 3 Way Terdiri dari Woofer, Midrange, Tweeter dan Crossover
Sumber:





